Selasa, 01 Desember 2009

Kota Harmoni Itu Bernama Serang

MEMBICARAKAN Kabupaten Serang, rasanya tak lengkap jika tak menengok sejarah kemunculan kerajaan-kerajaan yang pernah berdiri di hamparan daerah tersebut. Apalagi memang sejarah kota tersebut banyak yang ditorehkan lewat kemunculan dan kejayaan keraton-keraton yang pernah ada.

Sebagai salah satu kota lama, Serang banyak memiliki peninggalan historis berupa beberapa keraton beberapa ratus tahun lalu. Barangkali kita hanya mengenal Kasultanan Banten semata. Padahal, di luar kerajaan Islam itu, pernah ada kerajaan dengan keraton yang cukup punya nama seperti keraton Kaibon dan Surosanan. Keduanya berdiri dan berkembang pada sekitar abad ke-16.

Paling menarik adalah mencermati bahwa pertumbuhan dan perkembangan keraton-keraton tersebut ternyata tak semata meninggalkan simbol-simbol fisik. Peninggalan kultural-sosial yang sampai sekarang masih menjadi cara pandang dan sikap masyarakatnya pun patut dicatat.

Ya, itulah salah satu hal menarik dari daerah tersebut. Mengapa? Sebab, meskipun zaman terus merangkak pada tataran modernitas, keteguhan masyarakatnya untuk tidak meninggalkan tradisi kebudayaan yang telah diwariskan secara turun-temurun adalah soal menarik.

Maka bisa kita lihat, meskipun ciri-ciri modernitasnya tetap tampak, Kota Serang tetap domin dalam julukan wilayah religius. Seperti umum diketahui, religiositas yang menjadi warisan dari budaya keraton (dengan kerajaan-kerajaan Islamnya) nyatanya memang tak lekang oleh moderenitas zaman.

Sisi kemenarikan lainnya, kedua aspek tersebut bisa dipadukan ke dalam sebuah kultur masyarakat yang begitu menarik dalam kehidupan sosialnya. Mau bukti? Lihatlah bagaimana masyarakat di daerah tersebut yang masih begitu lekat dengan unggah-ungguh tradisi budayanya, namun dengan tetap tidak terasa ketinggalan zaman.
Atau kalau tidak dengan cara itu, cobalah untuk menyusuri berbagai wilayah kota tersebut. Begitu banyak tengara mengenai bagaimana modernitas itu tidak begitu saja menghilangkan simbol-simbol tradisionalitas kewilayahannya.

Begitulah adanya. Kabupaten Serang jadi begitu mengasyikkan untuk dikunjungi. Di luar kehidupan sosial masyarakatnya, kabupaten tersebut juga menawarkan banyak daya tarik yang lain, khususnya yang berhubungan dengan tempat pelesiran.
Dan jangan salah, jika menyebut tempat pelesiran, itu hanya sekadar wisata alam. Tidak, tidak hanya itu memang. Karena di daerah itu masih ada wisata lain yang juga tak kalah menarik selain tempat-tempat yang menghadirkan tentang keindahan alam. Lebih tepat lagi kalau disebut sebagai warisan dari kebudayaan yang mengimplikasikan perpaduan modern dan tradisi, aspek yang menjadi ciri khas kuat Kabupaten Serang.

***

KABUPATEN Serang termasuk di dalam wilayah Provinsi Banten. Ia berada di bagian ujung barat Pulau Jawa yang berbatasan langsung dengan Selat Sunda. Dengan letak geografisnya yang demikian, kabupaten itu tidak hanya memiliki wilayah dataran saja. Sebab, sebagian di antara luas wilayahnya yang 170.166 itu berupa kawasan pantai dan laut.

Letak geografis seperti itu, tak pelak lagi membuat Kabupaten Serang dikenal kaya akan sumber daya alam. Sumber tersebut selanjutnya berkembang menjadi berbagai macam aset, baik aset yang sifatnya berhubungan dengan dunia industrial, maupun aset-aset alam yang berhubungan dengan dunia kepariwisataan.

Dengan begitu, menyusuri wilayah kabupaten tersebut, sama halnya dengan perselancaran mengagumi kemolekan suatu daerah yang memiliki banyak potensi. Bukan saja potensi tentang kekayaan alamnya, namun juga budaya perilaku dari kehidupan sehari-hari masyarakatnya.

Ada beberapa hal yang menarik dari kabupaten ini. Sebut misalnya dengan kondisi geografis wilayahnya beserta pembagian daerah atau konsepsi wilayahnya. Bagusnya, pembagian itu begitu spesifik. Daerah sebelah timur dikhususkan sebagai kawasan industri, sementara di bagian selatan dan utara sebagai kawasan pertanian. Adapun kawasan tengah (pusat) dan barat dijadikan sebagai kawasan untuk pengembangan kepariwisataan.

Dengan pemetaan seperti itu, hasilnya sungguh sangat unik. Di bagian timur tampak menjamur berbagai industri (berskala besar maupun kecil), sementara bentangan sawah luas menghampar di sepanjang wilayah bagian selatan dan utara. Lalu di bagian barat, banyak tempat-tempat pengembangan wisata yang sudah dan sedang digarap.

Sektor industri, pariwisata dan pertanian memang menjadi program andalan dari Kabupaten Serang. Dalam kerangka itu pulalah, pemetaan wilayah yang demikian kemudian muncul. Meskipun di sisi lain, hal tersebut sebenarnya juga untuk memudahkan penanganan dan pelayanannya.

Menariknya, menurut keterangan sumber dari kantor kabupaten setempat, pada bagian kawasan yang dikhususkan sebagai kawasan industri masih dipetakan lagi dalam beberapa zona. Zona barat seluas 1.300 Ha memiliki jumlah industri yang telah dan sedang dibangun sebanyak 177 perusahaan dan kawasan industri sebanyak 3 perusahaan. Zona tersebut diperuntukkan bagi industri berat seperti jenis industri mesin logam besar, kimia, rekayasa rancang bangun, dan industri maritim serta pembangunan pelabuhan.

Sedangkan di zona timur dengan luas 15.000 Ha, di dalamnya terdapat sekitar 183 perusahaan dan kawasan industri sebanyak 7 perusahaan. Zona itu diperuntukkan bagi industri aneka seperti elektronik, sepatu, garment, mainan anak dan mebel.
Lantas bagaimana dengan sektor yang lain, pariwisata misalnya? Khususnya untuk bidang tersebut, rasanya kekayaan aset Kabupaten Serang tak diragukan lagi. Bukan hanya karena memiliki wisata alam saja, namun juga dengan keberadaan wisata seni (sejarah) dan wisata industrinya.
Demikian pula dengan sektor pertanian. Apalagi, daerah pertanian di wilayah tersebut dikenal sebagai daerah yang subur. Begitu pula dengan kekayaan sumber air yang mereka miliki. Sudah pasti itu akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan sektor pertanian.

Sementara itu, kehidupan sosial dari masyarakat di daerah tersebut juga tergolong unik. Perpaduan kultur tradisi dengan modern yang tampak begitu dominan membuat kehidupan keseharian dari masyarakatnya menjadi terasa menarik.
Ada satu contoh kecil terkait dengan keunikan perpaduan tradisi modern tersebut. Misalnya saja pada kehidupan dari kaum perempuannya. Ketika menyusuri berbagai wilayahnya, sangat sulit menemui perempuan yang tidak memakai jilbab. Karena hampir semua kaum hawa yang tinggal dan berada di daerah tersebut rata-rata selalu mengenakan jilbab.

Menurut penuturan masyarakat setempat, budaya seperti itu memang telah melekat sejak dahulu. Bahkan itu sudah menjadi semacam tradisi yang mengakar mengingat sejak zaman kerajaan, tempat tersebut memang telah dikenal sebagai kota santri.
Satu bukti betapa kemodernan itu ternyata tak selalu harus disikapi dengan meninggalkan budaya tradisi. Paling tidak, hal seperti itu terjadi di Kabupaten Serang yang masyarakatnya memang masih tetap memegang teguh adat istiadat dari para pendahulunya.

Di luar sikap dan perilaku masyarakatnya, masih ada hal lain yang juga mengungkap perpaduan tradisi moderen tersebut. Di antaranya tentu saja dengan ”wajah” kota yang memang banyak mengungkapkan simbol-simbol dari perpaduan tersebut.
Lihat misalnya, penataan Kota Serang. Sebagai salah satu daerah yang begitu dekat dengan Kota Metropolitan Jakarta, ternyata tidak lantas membuat Serang tampak seperti kota yang metropolis. Bahkan mungkin malah jauh dari kesan tersebut.
Sebaliknya, Serang adalah sebuah kota yang tetap menonjolkan ciri khasnya. Meski sarana dan fasilitas boleh dikata cukup lengkap dan mungkin tak kalah dengan daerah lain, namun simbol-simbol yang menjadi ciri kota tersebut masih tetap ada dan dipertahankan.

Hamparan tanah lapang dari alun-alun, lalu Masjid Agung yang berdiri kokoh, serta keberadaan pasar-pasar tradisional yang berada di tengah kota, adalah sebuah tengara betapa ciri khas itu ternyata masih tetap menjadi simbol dari kota tersebut.
Dengan situasi dan kondisinya yang masih demikian, maka Kota Serang begitu layak untuk di susuri. Karena di tempat tersebut tidak hanya sekadar menawarkan kenyamanan alam, lebih dari itu akan menawarkan pula tentang sejarah, seni, bahkan perilaku kehidupan masyarakatnya yang masih begitu lekat dengan akar budaya tradisinya. Sebuah kota harmoni yang memadukan tradisi dan modernitas. (*)

Sumber :
http://aryhdy.blog.friendster.com/2005/04/kota-harmoni-itu-bernama-serang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar